ya...perkenalkan namaku salsa...gadis yang sekarang sedang kuliah di salah satu PTN di jateng, Ran slah satu mahasiswa juga di salh satu perguruan tinggi diJatim..dan beny seorang pegawai departemen keuangan, halim seorang pegawai perusahaan terkemukan di indonesia, rizal salah satu mahasiswa di perguruan tinggi di bandung.
(cerita ini adalah curahan hati yang tidak bisa terungkap lewat kata hanya lewat sebuah cerita yang tanpa makna)
yah balik lagi kampus mah besok.males banget,masih pengen main dirumah bersama keponakan yang lucu sebut saja dila, adik yang nakal tapi penyayang and otomatis sama ortu yang paling aku sayang.enggak nyangka juga ya dah 3 tahun duduk diperguruan tinggi dan pastinya sekarang aku harus nyaipin skripsi buat lulus.akhirnya dihari ini aku harus meninggalkan mereka yang aku sayang demi semua cita dan cinta. bu, pa aku berangkat dulu ya, sedih banget rasanya palagi saat melihat lambaian dan senyum mereka. namuan beda dengan adikku, walaupun kalau kita di rumah kita selalu bertengakar. tapi dialah yang menangis kateika aku pergi walupun bisa di bilang dah GD yang mau masuk SMP. tiba-tiba saja aku bangaun dari lamunanku setelah aku merasakan ada yang bergetar di sakuku, dan ternyata HPku yang merauh-raung minta perhatian untuk dipencet.
ya haloo...assalamualikum,..dah sama mana sa(bilang yudi, anak jogja yang suka ma aku yang dulu sempat nembak hanya saja belum pernah aku jawab sampai sekrang), aku baru sampai semarang...duh lama banget, macet lagi..perutku laper.yah kamu sih g makan dulu, dah dibilangin kan makan dulu seblum berangkat.(yah..mang yudi adalah sesosok yang perhatian abis deh, tapi sayang pe sekarang aku belum pernah naruh padanya).setelah yudi menelpon sejenak ku berpikir..
kenapa ya cowokyu sendiri akhir-akhir ini sama sekali enggak perhatian ama aku. bahakan dah hampai 4 bulan ini aku hanya diSMS, masih mending 3 kali kadang sehari juga cuma 1 kali. sedih benget rasanya, yang aku ingin untuk memperhatikannku eh ternyata sama sekali g perhatian ma aku.
yah...mungkin dia sibuk aku positif thinking aja. tiba-tiba sejenak aku melmun lagi, tapi g tahu rasa sedih yang menyayat, rasa sembilu yang menusuk-nusuk ketika kulihat HP ku dan ternyata hari itu adalah hari kamis, tanggal 28 juni pas hari pernikahan halim. entah aku sedih banget kenapa?ya, aku dulu sempat berpacaran sama dia satau tahun yang lalu. setelah putus ama aku, sepengertianku dia g punya cew lagi, dan tiba-tiba dia bialang ke aku behawa dia kemeren telah eminang orang.setitik embun dari kelopak mataku pun jatuh, dan dengan secepepat kilat aku sambar dengan tangan agar tidak ada orang yang tahu.yah, dia adalah masa lalu ku, halim adalah masa lalu, dia suadah suami orang sekarang. yah aku hany berdoa mudahan dia bahagia bersama istrinya.
cayank...sudah sampai mana?tiba-tiba saja menelpon ku. dia adalah cowok yang aku sayang dan kayaknya juga menyayangi aku. selama ini kita dah kenal dekat, hanya saja kita belum ketemu.karena memamng aku kenalan sama dia di didunia maya tidak lain lewat internet. tapi entah kenapa aku dah sayang banget sama dia. dulu aku kenal sama RAN juga lewat internet dan sekarang jadi cowokyu, namun setelah hubungan kita mau menginjak 2 tahun. semua terasa hamapar, komunikasi sih ia. hany saja perhatian dan kasih sayangnya yang bisa mendebarkan hatiku tidak bisa aku rasakan lagi.
dan akhirnya aku berkenbalan dengan beny anak departemen keuangan, dah akhirnya aku dekat dan pacaran ma dia ssampai sekrang. jadi sekarng aku punya pacar dua. hany saja seteleh setelah aku ketemu sama beny, aku dah bikin keputusan untuk memilih salah satu. karena memang aku bukanlah tipe cewek yang pinter untuk main hati dengan banyak cowok.
dan akhirnya aku memutuskan uantuk memilih diantaranya sebagai calon suamiku kelak.
dulu rencana ini sempat ada pada Ran, kita pengen bina hubungan degan serius dan bisa keluarga dengan anak-anak yang lucu di dalamnya. dah 2 tahun aku setia di sini menantu, walupun jjur aku berkali-kali ditembak banyak cowok. hari-demi hari aku jalani dengan sendiri dan kesepian tiap malam, karena memenga kekasihku jauh ada dikot pahlawan.
kejadin ini juga sempat aku alami dengan rizal anak yang kuliah di ITB, TAPI sakit ati lagi dan aku sendiri, sekarng dia juga sudah punya cew lagi. tapi aku jug enggak tahu, dulu kita saling menyayangi tapi sekarng malah saling membenci. tapi kadang aku berpikir kalau kita mang saling ebnci dan ingin melupakan semua apa yang pernah jadi kenangan kita, kenapa setaip aku miscall dia tahu kalo itu no ku. aku sih positif thinking aja, yah mungkin masih ada cinta di hatinya untukku.
RAN...SA KANGEN SAMA RAN, ITULAH YANGS ELALU AKU UCAP DISETIAP AKU BANGUN...
yah mungkinn dia disana sudah punya yang lain, saat aku bilang kangen dia juga bilang serupa/. namun setaip aku tanya kapan dia menjengauk aku amka dia g bisa beri kepastian, jika mang alasannya finansial aku rela untuk ke surabaya.. tapi setaip aku bilang aku mau ke surabaya katanya inilah itulah...jadi akhirnya aku punya sedikit kecemburuan, curuga juga kenapa dia jadi seprti itu.dia g lagi perhatin, jarang sms, dan aku ke sana pun di larang.
yah saat beny, nembak aku pas tanggal 23 juni kemeren akhirnya, aku menerima dia.
aku hany pengen kasih sayang yang utuh, aku hanya pengan dia jadi oarng yang aku banggakan sampai ujung waktu.
beny...dia adalah pria yang baik, kadang aku g tega memperlakukan dia seperti ini, dia g tahu akan keadaanku. tapi jujur sekarang aku lebih sayang sama dia dari apad RAN.palagi status dia sekarang adalah cowokyu, otomatis dia pantas dapat perhatian dan pengetian dari aku.kadang saat, beny telp, perhatian ma aku, aku jadi ingat RAN, yah tak bisa kupungkiri mang RAN adalah cinta pertamaku.
dan akhirnya sekarang walaupun belum bertemu dengan beny aku dah yakin dia adalah pria yang baik, dia pantas mendapatkan apa yang seharusnya dia dapat yaitu kasih sayang yang tulus dari aku, tapi di sisi alin aku juga gundah gelisah. dulu akulah yang merubah RAN menjadi sekarang ini, dulu RAN yang nakal, urakan g da aturan berubah menjadi cowok yang manis. tapi aku g tahu kenap dia jadi seprti ini sekrang. kita bertiga terlibat cinta segitiga long distance.
akhirnya temen-temen yang baik atipun menasehati ku kan kegundahan yang salama ini aku alami. ya...benny adalah pria yang baik dan pantas dapat yang terbaik. jika kelak mang kita g berjodoh aku berdoa agar dia dapat yang lebih baik dan lebih smeua dari aku. beny...sa sangat sayang ma beny. bahakan pe sekarang rasa untuk RAN udah g ada lagi, semua telah diambil beny, dengan perhatian kasih sayang dia, waktunya yang selalu ada buat aku walupun sesibuk apapun dia.
malam-malam pun selalu kita habiskan untuk bertelpon ria, melepas kangen dab rencanany kita kan bertemu di dunia nyata besok bulan agustus. apakah kisahku akan semanis pa yang aku impikan bersama beny? ataukah ahtiku kan kembali lagi pada RAN cinta pertama aku? seu akan terjawab di bualn agustus?
bay.......
BISIKAN HATI
KETIKA CINTA SUDAH MENYAPA
KETIKA SEMUA TELAH PERGI
KENANGAN KU HILANG BERSAMA MENTARI
MENYELINAP DI KEHENINGAN MALAM....
ANDAI WAKTU BISA TERULANG
DAN TAK HARUS KU SELALI
INILAH YANG TERBAIK
YANG DIBERIKAN UNTUKKU, DIA DAN DIRINYA
KU HANYA WANITA BIASA..KUHANYA WANITA TANPA DAYA
HATI RAPUH KETIKA CINTA MULAI MENERPA
KEHAMPAANKU HILANG KETIKA DIRINYA MENDEKAT...
TAPI AKU TAKUT SEMUA KAN SEIRNA
SEMUA HANYA MIMPI YANG TAKKAN PERNAH AKU KETAHUI
AKU TAKUT JATUH DALAM SEBUAH KENISTAAN
DALAM SEBUAH KERPURUKAN HINGGA KU TAK DAPAT TERBANGUN..
MENANGIS TANAP DAYA KARENA DIA.....
BERSAMBUNG
Wednesday, July 16, 2008
fungsi keluarga
http://albaiad.wordpress.com/2008/05/11/peran-dan-fungsi-pendidikan-dalam-perkembangan-anak/ diakses tanggal 17 juli 2008
oleh : Azmi Ulfia Farista
Mahasiswa sekaligus santri pesantren darul Ibadah Al-Baiad Surabaya
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung didalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk didalamnya pendidikan.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa normatif yang disebut pendidikan, sedang yang lain disebut pengaruh. Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada 3, yaitu : Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
A. Pengertian Pendidikan
Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik ialah kata kerja, pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik, kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan mendidik menunjukkan adanya yang mendidik disatu pihak dan yang dididik dilain pihak. Dengan kata lain, mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang manusia atau lebih.
Sedangkan menurut pendapat beberapa ahli tentang yang disebut mendidik atau pendidikan , antara lain :
• S.A.Branata, dkk : Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
• Rousseau : Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
• Ki Hajar Dewantara : Mendidik ialah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
B. Pendidikan Dilingkunagn Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak. Disinilah pertama kali ia mengenal nilai dan norma. Karena itu keluarga merupakan pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Pendidikan dilingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
Fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu :
1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangna berikutnya, khususnya dalam perkembangn pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan berikutnya.
2. Pendidikan dilingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang, kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak. Hubungan emosional yang kurang dan berlebihan akan banyak merugikan perkembangan anak.
3. Didalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Keteladanan orng tua didalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak didalam keluarga tersebut, guna membentuk manusia susila.
C. Pendidikan Dilingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Disinilah potensi anak akan ditumbuh kembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan.
Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur dan berkesinambungan, sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan keagaman, dan pendidikan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
D. Pendidikan Dilingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Melalui pendidikan dimasyarakat anak akan dibekali dengan penalaran, keterampilan dan sikap makarya, sering juga pendidikan dimasyarakat ini dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri. Bentuk-bentuk pendidikan kemasyarakatan sebenarnya telah lama ada dan tersebar secara luas dalam masyarakat Indonesia serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Berbeda dengan jalur pendidikan di sekolah, pendidikan kemasyarakatan tidak selalu dimaksudkan sebagai pengantar untuk memasuki lapangan kerja. Namun melelui jalur pendidikan kemasyarakatan dapat diperoleh kemampuan dan keahlian yang dapat dijadikan persyaratan memasuki lapangan kerja atau tidak terikat dengan formalitas akademik secara ketat, sekalipun kesempatan untuk memperoleh efek akademik tetap terbuka
oleh : Azmi Ulfia Farista
Mahasiswa sekaligus santri pesantren darul Ibadah Al-Baiad Surabaya
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung didalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk didalamnya pendidikan.
Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar dari orang dewasa normatif yang disebut pendidikan, sedang yang lain disebut pengaruh. Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada 3, yaitu : Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.
A. Pengertian Pendidikan
Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik ialah kata kerja, pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik, kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan mendidik menunjukkan adanya yang mendidik disatu pihak dan yang dididik dilain pihak. Dengan kata lain, mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang manusia atau lebih.
Sedangkan menurut pendapat beberapa ahli tentang yang disebut mendidik atau pendidikan , antara lain :
• S.A.Branata, dkk : Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
• Rousseau : Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
• Ki Hajar Dewantara : Mendidik ialah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
B. Pendidikan Dilingkunagn Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak. Disinilah pertama kali ia mengenal nilai dan norma. Karena itu keluarga merupakan pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Pendidikan dilingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
Fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu :
1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangna berikutnya, khususnya dalam perkembangn pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan berikutnya.
2. Pendidikan dilingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang, kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak. Hubungan emosional yang kurang dan berlebihan akan banyak merugikan perkembangan anak.
3. Didalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Keteladanan orng tua didalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak didalam keluarga tersebut, guna membentuk manusia susila.
C. Pendidikan Dilingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Disinilah potensi anak akan ditumbuh kembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan.
Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur dan berkesinambungan, sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan keagaman, dan pendidikan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
D. Pendidikan Dilingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Melalui pendidikan dimasyarakat anak akan dibekali dengan penalaran, keterampilan dan sikap makarya, sering juga pendidikan dimasyarakat ini dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri. Bentuk-bentuk pendidikan kemasyarakatan sebenarnya telah lama ada dan tersebar secara luas dalam masyarakat Indonesia serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Berbeda dengan jalur pendidikan di sekolah, pendidikan kemasyarakatan tidak selalu dimaksudkan sebagai pengantar untuk memasuki lapangan kerja. Namun melelui jalur pendidikan kemasyarakatan dapat diperoleh kemampuan dan keahlian yang dapat dijadikan persyaratan memasuki lapangan kerja atau tidak terikat dengan formalitas akademik secara ketat, sekalipun kesempatan untuk memperoleh efek akademik tetap terbuka
materi skripsi
KDK 2----KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Mahasiswa akan dapat :
Definisi keluarga
Tipe-tipe keluarga
Struktur dan fungsi keluarga
Tumbuh kembang keluarga
Tugas perkembangan keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga
Tugas kesehatan keluarga
Peran perawat keluarga
Keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Dalam keperawatan, keluarga merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan. Keluarga memegang peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit pada anggota keluarganya. Nilai yang dianut keluarga dan latar belakang etnik/kultur yang berasal dari nenek moyang akan mempengaruhi interpretasi keluarga terhadap suatu penyakit. Masalah kesehatan dan adanya krisis perkembangan dalam suatu keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain karena keluarga merupakan satu kesatuan (unit).
Definisi Keluarga
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :
Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.
National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.
Istilah-istilah dalam keluarga:
Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Keluarga Berencana
Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Kualitas keluarga
Kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Kemandirian keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab.
Ketahanan Keluarga
Kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
Suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:
Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB
Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Dari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi
Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri
Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)
Ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995):
Diikat dalam suatu tali perkawinan
Ada hubungan darah
Ada ikata batin
Ada tanggung jawab masing-masing anggota
Ada pengambilan keputusan
Kerjasama diantara anggota keluarga
Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
Tinggal dalam satu rumah
Tipe/Bentuk Keluarga
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada..
Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
Non-Tradisional
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Struktur dan Fungsi Keluarga
Struktur Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
a.Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1). Karakteristik pengirim yang berfungsi
Yakin ketika menyampaikan pendapat
Jelas dan berkualitas
Meminta feedback
Menerima feedback
2). Pengirim yang tidak berfungsi
Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)
Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
Komunikasi yang tidak sesuai
3). Karakteristik penerima yang berfungsi
Mendengar
Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
Memvalidasi
4). Penerima yang tidak berfungsi
Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
Offensive (menyerang bersifat negatif)
Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
Kurang memvalidasi
5). Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
Komunikasi terbuka dan jujur
Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6). Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
Kurang empati
Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
Komunikasi tertutup
Bersifat negatif
Mengembangkan gosip
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Harapan masyarakat
Model peran Penerima peran
Kepribadian
Kemampuan
Temperamen
Sikap
Kebutuhan
Perilaku peran
Perilaku peran
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)
Referent power (seseorang yang ditiru)
Resource or expert power (pendapat ahli)
Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti::
Konsensus
Tawar menawar atau akomodasi
Kompromi atau de facto
Paksaan
Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
B. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat
Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Fungsi keluarga menurut Allender (1998):
Affection
1). Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan
2). Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
3). Menambah anggota baru
Security and acceptance
1). Mempertahankan kebutuhan fisik
2). Menerima individu sebagai anggota
Identity and satisfaction
1). Mempertahankan motivasi
2). Mengembangkan peran dan self image
3). Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas
Affiliation and companionship
1). Mengembangkan pola komunikasi
2). Mempertahankan hubungan yang harmonis
Socialization
1). Mengenal kultur (nilai dan perilaku)
2). Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal
3). Melepas anggota
Controls
1). Mempertahankan kontrol sosial
2). Adanya pembagian kerja
3). Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila:
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik pada usila dan memfokuskan pada:
Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
Memberikan kenyamanan dan support
Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Menanamkan perasaan pengertian hidup
Manajemen krisis
Sistem Keluarga
Keluarga dipandang sebagai system sosial terbuka yang ada dan berinteraksi dengan sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: plitik, agama, sekolah dan pemberian pelayanan kesehatan). System keluarga terdiri dari bagian yang saling berhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai macam pola interaksi (subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):
Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai sifat interdependensi, interaktif dan mutual.
Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan untuk menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing keluarga akan berbeda tergantung dari beberapa faktor seperti : sosial, budaya, ekonomi,dll.
Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu masyarakat
Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam keluarga terjadi pertukaran antar sistem
Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur yang akan berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.
M
K
I
keterangan :
I : individu
K: keluarga
M: masyarakat
Tumbuh Kembang Keluarga
Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.
Menurut Duval tahap perkembangan keluarga adalah sebagai berikut:
Tahap pembentukan keluarga
Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga
Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapat kan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan
Tahap menghadapi bayi
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtuanya.
Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya.
Tahap menghadapi anak sekolah
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
Tahap melepas anak ke masyarakat
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.
Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.
Tahap lingkaran kehidupan keluarga
Tahap lingkaran kehidupan keluarga Proses emosional transisi Perubahan status keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan
Keluarga dengan anak dewasa yang belum menikah Menerima pemisahan dengan orang tua Mengembangkan hubungan saudara yang intim
Pemisahan dengan keluarga
Mampu bekerja sendiri
Keluarga yang baru menikah Komitmen dengan sistem baru Membentuk sistem keluarga
Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family dan teman-teman
Keluarga dengan anak muda/anak yang masih kecil Menerima generasi baru dari anggota yang ada dalam sistem Mengambil peran orangtua
Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family terhadap peran orangtua dan kakek nenek
Menyediakan tempat untuk anaknya
Keluarga dengan anak remaja Meningkatkan fleksibilitas keluarga dari ketergantunga anak Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa
Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir
Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua
Keluar dan pindahnya anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masukj dalam jumlah yang banyak ke dalam kelurga Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga dyad
Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-anak yang sudah besar dengan orang tua
Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu
Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek)
Keluarga lansia Menerima perubahan dari peran generasi Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat dalam menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru dan pilihan peran sosial
Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan
Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada saat dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan fungsi yang berlebihan kepada mereka
Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan mempersiapkan untuk kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan dan keutuhan
Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley:
Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
Child bearing (menanti kelahiran)
Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
Keluarga dengan anak pra-remaja
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
Merencanakan kelahiran anak kemudian
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
Keluarga dengan anak sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
Biaya yang diperlukan semakin meningkat
Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
Sistem komunikasi keluarga
Keluarga dengan anak remaja
Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
Keluarga dengan usia pertengahan
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas sosial
Keluarga dengan usia lanjut
Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat
Keperawatan Kesehatan Keluarga
Health care activities, health beliefs, and health values merupakan bagian yang dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari kehidupan, perilaku individu menunjukkan sebagaimana anggota keluarga yang harus dipelajari. Friedman (1992) mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga (family-centered nursing care), yaitu:
Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga merupakan bagian yang sakit.
Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan keperawatan
Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikant dengan aktivitas di dalam promosi kesehatannya
Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi problem yang sama di dalam anggota yang lainnya
Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama pelayanan pengobatan, pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi macam-macam pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan makin menjadi kewajiban perawat. Sehubungan dengan adanya spesialisasi dan superspesialisasi dalam pengobatan, maka orientasi pelayanan kesehatan serta cara-cara penyampaian berubah dari orientasi rumah sakit ke masyarakat, dari orientasi penyakit ke kesehatan dan dari orientasi pengobatan ke pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima pelayanan perawatan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: tingkat individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat community atau masyarakat.
Tingkat individu
Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-kasus tertentu, pasien dengan TBC, pasien dengan DM, ibu hamil dan sebagainya yang mereka jumpai di poliklinik. Perawat melihat kasus ini sebagai individu dengan memperhatikan atau tanpa memberi perhatian kepada keluarga atau masyarakat dimana pasien ini adalah anggotanya. Individu yang menjadi sasaran perawatan dan yang menjadi pusat perhatian adalah masalah kesehatan individu itu serta pemecahan masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak diikutsertakan dalam pemecahan masalah.
Tingkat keluarga
Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga. Yang dimaksud keluarga di sini adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam tingkatan ini, anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akan dirawat sebagai anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari perawatan adalah keluarga. Maka perawat akan menghadapi pasien yaitu keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan ayah berpenyakit TBC, keluarga dengan anak retardasi mental, dll.
Tingkat masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat mengandung arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek dan subyek perawatan adalah kelompok masyarakat pada daerah tertentu dengan permasalahan kesehatan, misalnya masyarakat dengan kejadian demam berdarah atau cholera
Beban kasus keluarga
Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam keluarga yang dipelihara/dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-keluarga yang mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan yang rendah. Hal ini akan dimengerti karena kebutuhan akan pelayanan dan bimbingan perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah,.
Penghasilan rendah
Produktivitas berkurang
Tubuh menjadi rentan terhadap penyakit
Kecenderungan terjadi:
Sanitasi jelek
Gizi kurang
Pendidikan rendah
Kebiasaan kesehatan
Daya tahan tubuh terhadap penyakit berkurang atau menurun
Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada keluarga. Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan dan pandangan yang realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan tiap tindakan yang mereka hadapi. Sehingga semua penentuan kebijakan dan keputusan adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab keluarga, dimana perawat hanya memfasilitasinya.
Tugas kesehatan keluarga
Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi masalah kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan mengakibatkan penyakit atau sakit terus menerus dan keberhasilan keluarga untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan berkurang. Dalam perawatan kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”, diartikan sebagai kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatannya sendiri. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:
Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Ini ada hubungannya dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota keluarga.
Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau usianya terlalu muda
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukkan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan
Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
Pendidik
Koordinator
Pelaksana
Pengawas kesehatan
Konsultan
Kolaborasi
Fasilitator
Penemu kasus
Modifikasi lingkungan.
Daftar pustaka
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP College on Nursing Diliman
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia : F. A Davis Company
KONSEP KELUARGA
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Mahasiswa akan dapat :
Definisi keluarga
Tipe-tipe keluarga
Struktur dan fungsi keluarga
Tumbuh kembang keluarga
Tugas perkembangan keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga
Tugas kesehatan keluarga
Peran perawat keluarga
Keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Dalam keperawatan, keluarga merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan. Keluarga memegang peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit pada anggota keluarganya. Nilai yang dianut keluarga dan latar belakang etnik/kultur yang berasal dari nenek moyang akan mempengaruhi interpretasi keluarga terhadap suatu penyakit. Masalah kesehatan dan adanya krisis perkembangan dalam suatu keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain karena keluarga merupakan satu kesatuan (unit).
Definisi Keluarga
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :
Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.
National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.
Istilah-istilah dalam keluarga:
Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Keluarga Berencana
Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Kualitas keluarga
Kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Kemandirian keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab.
Ketahanan Keluarga
Kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
Suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:
Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB
Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Dari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi
Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri
Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)
Ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995):
Diikat dalam suatu tali perkawinan
Ada hubungan darah
Ada ikata batin
Ada tanggung jawab masing-masing anggota
Ada pengambilan keputusan
Kerjasama diantara anggota keluarga
Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
Tinggal dalam satu rumah
Tipe/Bentuk Keluarga
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada..
Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
Non-Tradisional
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Struktur dan Fungsi Keluarga
Struktur Keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
a.Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1). Karakteristik pengirim yang berfungsi
Yakin ketika menyampaikan pendapat
Jelas dan berkualitas
Meminta feedback
Menerima feedback
2). Pengirim yang tidak berfungsi
Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)
Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
Komunikasi yang tidak sesuai
3). Karakteristik penerima yang berfungsi
Mendengar
Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
Memvalidasi
4). Penerima yang tidak berfungsi
Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
Offensive (menyerang bersifat negatif)
Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
Kurang memvalidasi
5). Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
Komunikasi terbuka dan jujur
Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6). Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
Kurang empati
Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
Komunikasi tertutup
Bersifat negatif
Mengembangkan gosip
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Harapan masyarakat
Model peran Penerima peran
Kepribadian
Kemampuan
Temperamen
Sikap
Kebutuhan
Perilaku peran
Perilaku peran
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)
Referent power (seseorang yang ditiru)
Resource or expert power (pendapat ahli)
Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti::
Konsensus
Tawar menawar atau akomodasi
Kompromi atau de facto
Paksaan
Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
B. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat
Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Fungsi keluarga menurut Allender (1998):
Affection
1). Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan
2). Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
3). Menambah anggota baru
Security and acceptance
1). Mempertahankan kebutuhan fisik
2). Menerima individu sebagai anggota
Identity and satisfaction
1). Mempertahankan motivasi
2). Mengembangkan peran dan self image
3). Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas
Affiliation and companionship
1). Mengembangkan pola komunikasi
2). Mempertahankan hubungan yang harmonis
Socialization
1). Mengenal kultur (nilai dan perilaku)
2). Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal
3). Melepas anggota
Controls
1). Mempertahankan kontrol sosial
2). Adanya pembagian kerja
3). Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila:
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik pada usila dan memfokuskan pada:
Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
Memberikan kenyamanan dan support
Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Menanamkan perasaan pengertian hidup
Manajemen krisis
Sistem Keluarga
Keluarga dipandang sebagai system sosial terbuka yang ada dan berinteraksi dengan sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: plitik, agama, sekolah dan pemberian pelayanan kesehatan). System keluarga terdiri dari bagian yang saling berhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai macam pola interaksi (subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):
Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai sifat interdependensi, interaktif dan mutual.
Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan untuk menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing keluarga akan berbeda tergantung dari beberapa faktor seperti : sosial, budaya, ekonomi,dll.
Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu masyarakat
Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam keluarga terjadi pertukaran antar sistem
Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur yang akan berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.
M
K
I
keterangan :
I : individu
K: keluarga
M: masyarakat
Tumbuh Kembang Keluarga
Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.
Menurut Duval tahap perkembangan keluarga adalah sebagai berikut:
Tahap pembentukan keluarga
Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga
Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapat kan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan
Tahap menghadapi bayi
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtuanya.
Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya.
Tahap menghadapi anak sekolah
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
Tahap melepas anak ke masyarakat
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.
Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.
Tahap lingkaran kehidupan keluarga
Tahap lingkaran kehidupan keluarga Proses emosional transisi Perubahan status keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan
Keluarga dengan anak dewasa yang belum menikah Menerima pemisahan dengan orang tua Mengembangkan hubungan saudara yang intim
Pemisahan dengan keluarga
Mampu bekerja sendiri
Keluarga yang baru menikah Komitmen dengan sistem baru Membentuk sistem keluarga
Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family dan teman-teman
Keluarga dengan anak muda/anak yang masih kecil Menerima generasi baru dari anggota yang ada dalam sistem Mengambil peran orangtua
Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family terhadap peran orangtua dan kakek nenek
Menyediakan tempat untuk anaknya
Keluarga dengan anak remaja Meningkatkan fleksibilitas keluarga dari ketergantunga anak Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa
Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir
Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua
Keluar dan pindahnya anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masukj dalam jumlah yang banyak ke dalam kelurga Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga dyad
Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-anak yang sudah besar dengan orang tua
Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu
Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek)
Keluarga lansia Menerima perubahan dari peran generasi Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat dalam menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru dan pilihan peran sosial
Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan
Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada saat dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan fungsi yang berlebihan kepada mereka
Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan mempersiapkan untuk kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan dan keutuhan
Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley:
Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
Child bearing (menanti kelahiran)
Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
Keluarga dengan anak pra-remaja
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
Merencanakan kelahiran anak kemudian
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
Keluarga dengan anak sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
Biaya yang diperlukan semakin meningkat
Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
Sistem komunikasi keluarga
Keluarga dengan anak remaja
Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
Keluarga dengan usia pertengahan
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas sosial
Keluarga dengan usia lanjut
Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat
Keperawatan Kesehatan Keluarga
Health care activities, health beliefs, and health values merupakan bagian yang dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari kehidupan, perilaku individu menunjukkan sebagaimana anggota keluarga yang harus dipelajari. Friedman (1992) mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga (family-centered nursing care), yaitu:
Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga merupakan bagian yang sakit.
Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan keperawatan
Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikant dengan aktivitas di dalam promosi kesehatannya
Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi problem yang sama di dalam anggota yang lainnya
Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama pelayanan pengobatan, pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi macam-macam pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan makin menjadi kewajiban perawat. Sehubungan dengan adanya spesialisasi dan superspesialisasi dalam pengobatan, maka orientasi pelayanan kesehatan serta cara-cara penyampaian berubah dari orientasi rumah sakit ke masyarakat, dari orientasi penyakit ke kesehatan dan dari orientasi pengobatan ke pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima pelayanan perawatan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: tingkat individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat community atau masyarakat.
Tingkat individu
Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-kasus tertentu, pasien dengan TBC, pasien dengan DM, ibu hamil dan sebagainya yang mereka jumpai di poliklinik. Perawat melihat kasus ini sebagai individu dengan memperhatikan atau tanpa memberi perhatian kepada keluarga atau masyarakat dimana pasien ini adalah anggotanya. Individu yang menjadi sasaran perawatan dan yang menjadi pusat perhatian adalah masalah kesehatan individu itu serta pemecahan masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak diikutsertakan dalam pemecahan masalah.
Tingkat keluarga
Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga. Yang dimaksud keluarga di sini adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam tingkatan ini, anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akan dirawat sebagai anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari perawatan adalah keluarga. Maka perawat akan menghadapi pasien yaitu keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan ayah berpenyakit TBC, keluarga dengan anak retardasi mental, dll.
Tingkat masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat mengandung arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek dan subyek perawatan adalah kelompok masyarakat pada daerah tertentu dengan permasalahan kesehatan, misalnya masyarakat dengan kejadian demam berdarah atau cholera
Beban kasus keluarga
Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam keluarga yang dipelihara/dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-keluarga yang mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan yang rendah. Hal ini akan dimengerti karena kebutuhan akan pelayanan dan bimbingan perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah,.
Penghasilan rendah
Produktivitas berkurang
Tubuh menjadi rentan terhadap penyakit
Kecenderungan terjadi:
Sanitasi jelek
Gizi kurang
Pendidikan rendah
Kebiasaan kesehatan
Daya tahan tubuh terhadap penyakit berkurang atau menurun
Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada keluarga. Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan dan pandangan yang realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan tiap tindakan yang mereka hadapi. Sehingga semua penentuan kebijakan dan keputusan adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab keluarga, dimana perawat hanya memfasilitasinya.
Tugas kesehatan keluarga
Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi masalah kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan mengakibatkan penyakit atau sakit terus menerus dan keberhasilan keluarga untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan berkurang. Dalam perawatan kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”, diartikan sebagai kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatannya sendiri. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:
Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Ini ada hubungannya dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota keluarga.
Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau usianya terlalu muda
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukkan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan
Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
Pendidik
Koordinator
Pelaksana
Pengawas kesehatan
Konsultan
Kolaborasi
Fasilitator
Penemu kasus
Modifikasi lingkungan.
Daftar pustaka
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP College on Nursing Diliman
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia : F. A Davis Company
Subscribe to:
Posts (Atom)